Teori Belajar Menurut B.F. SKINNER .
A. Latar Belakang
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke-19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan
memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar
tingkah laku (behaviorisme). Teori ini pada awal mulanya
dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov (tahun 1900-an) dengan teorinya
yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical
conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan
oleh beberapa ahli psikologi yang lain, di antaranya yaitu B.F Skinner.
C. Teori Belajar Skinner
Teori Skinner sering juga disebut dengan operant conditioning.
Dinamakan teori Skinner karena penelitian pada teori ini dilakukan oleh seorang
ilmuan bernama lengkap Burhuss Frederic Skinner.
Dia lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah kota kecil bernama
Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal
kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, dimana belajar
sangat dihargai dan disiplin sangat kuat. Sebelum membahas lebih mendalam
mengenai Teori Skinner ini, terlebih dahulu akan dibahas mengenai Teori
Conditioning.
Mula-mula teori Conditioning ini dipelopori oleh Ivan
Pavlov (1927), kemudian dikembangkan oleh Watson (1970). Percobaan yang
dilakukan Pavlov terhadap anjingnya menggambarkan bahwa belajar dilakukan
dengan mengasosiasikan suatu ganjaran (reward) dengan rangsangan (stimulus)
yang mendahului ganjaran itu. Perangsang bersyarat dan perangsang tidak
bersyarat merupakan pengkondisian (conditioning) di dalam proses
pembentukan perilaku. Watson mengembangkan teori ini melalui percobaan tentang
gejala takut pada anak, dengan menggunakan tikus putih. Menurut teori ini,
belajar adalah suatu proses yang disebabkan oleh adanya syarat tertentu yaitu
berupa rangsangan. Pengkodisian (conditioning) dalam bentuk rangsangan
dan pembiasaan mereaksi terhadap perangsang tertentu menimbulkan proses
belajar.
Seperti Pavlov dan Watson, Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai
hubungan antara perangsang dan respons, tetapi berbeda dengan kedua ilmuan
yaitu Pavlov dan Watson. Skinner kurang setuju dengan teori dari Pavlov.
Skinner menyatakan bahwa teori Pavlov hanya berlaku bagi interaksi antara
stimulus dan respons yang sederhana saja. Padahal manusia dalam menjalankan
fungsinya memerlukan prilaku yang kompleks yang mempersyaratkan terjadinya
interaksi stimulus dan respons yang kompleks pula. Dengan demikian, interaksi
stimulus-respons dalam diri seorang individu tidaklah sesederhana itu.
Menurut Skinner, kunci untuk
memahami perilaku individu terletak pada pemahaman terhadap hubungan antara
stimulus satu dengan stimulus lainnya, respons yang dimunculkan, dan juga
berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respons tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar